Rabu, 13 November 2019

Prinsip-prinsip Sintesis Senyawa Organik Bagian II

Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas terkait prinsip-prinsip dasar yang harus dimiliki dalam melakukan sintesis senyawa organik. Prinsip-prinsip dasar tersebut antara lain seperti mempunyai pengetahuan tentang sintesis yang baik dan benar, mempunyai kreativitas, sentuhan artistik, ketekunan, energi atau stamina, memiliki kemampuan dalam bereksperimen, dan yang terpenting adalah memiliki keberanian.
Pada pembahasan kali ini kita akan lebih membahas tentang sintesis dengan analisis recrosynthetic. Analisis retrosintetik ini dapat dikatakan sebagai salah satu teknik yang digunakan dalam memecahkan sutau masalah dalam hal saat kita akan melakukan suatu sintesis senyawa organik. Dimana analisis ini menggunakan suatu prinsip dimana mengubaha molekul target yang awalnya kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan menggunakan reagen tertentu. Tujuannya adalah untuk menyederhanakan suatu struktur senyawa tertentu. Dimana ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan retrosintesis ini, diantaranya adalah sebagai berikut
1.      Mengenal gugus-gugus fungsional molekul yang akan di ritrosintesis
2.      Melibatkan proses pemutusan ikatan (diskoneksi) yang nantinya akan menghasilkan dua atau lebih senyawa
3.      Memperhatikan reagen yang akan digunakan dalam proses retrosintesis
4.      Menentukan sinton yang akan digunakan dalam proses retrosintesis

Dalam proses retrosintesin analisis ini terdapat beberapa istilah seperti diskoneksi dan sinton. Diskoneksi dapat diartikan sebagai suatu proses pemotongan ikatan yang ada pada senyawa yang akan disintesis sehingga didapatkan produk akhir sintesis yang diinginkan. Didalam diskoneksi ini juga terdapat analisis mengenai gugus fungsional yang ada pada senyawa yang akan disintesis. Nantinya akan ada sinton yang digunakan untuk lebih memudahkan dalam menentukan reagen apa yang sesuai dalam mensintesis senyawa tersebut.
Pada pembahasan kali ini saya akan membahas tentang sintesis dari salah satu jenis senyawa bahan alam jenis terpenoid yaitu terpinolene. Terpenolene merupakan senyawa terpenoid yang memiliki rumus umum C­1016. Terpinolene ini merupakan terpenoid jenis monoterpen yang terdiri dari 2 unit isopren. Molekul terpinolene mengandung total 26 ikatan. Ada 10 ikatan non-H, 2 ikatan rangkap, dan 1 cincin beranggota enam.

Gambar struktur 2D dan 3D terpinolene
Golongan monoterpen ini termasuk pula terpinolene ini banyak mengandung minyak atsiri yang memiliki bau yang khas sehingga banyak dimanfaatkan. Senyawa terpinolene ini dapat digunakan seperti dibidang farmasi sebagai aromaterapi, antimikroba, antioksidan, bahkan pengusir serangga. Manfaat yang umum diberikan oleh senyawa terpinolene ini adalah dalam hal pengusir serangga. Terpinolene ini juga digunakan sebagai bahan tambahan makanan (zat adiktifi) karena aromanya yang seperti jeruk nipis. Senyawa terpinolene ini juga turut serta dalam pemberian rasa pada wortel sehingga rasa wortel tidak hanya terasa manis.
Gambar tanaman wortel
Senyawa terpinolene ini dapat mengalami retrosintesis analisis yaitu sebagai berikut
Langkah pertama, kita kenali terlebih dahulu molekul yang akan mengalami retrosintesis analisis ini. Molekul ini dapat mengalami pembelahan menjadi dua sinton yang dikenal dengan proses diskoneksi seperti pada gambar berikut
Sinton B merupakan senyawa 2 metilpropena yang merupakan bahan dasar awal. Lalu untuk menghasilkan sinton A yang merupakan 1-methyl-4-methylidene-cyclohexene diperlukan serangkaian reaksi. Dimana serangkaian reaksi itu termasuk juga kedalamnya reaksi E2 yang akan mengubah haloalkana menjadi alkena. Dalam reaksi ini, diperlukan prekursor berupa kelompok metilidena yang nantinya akan berubah menjadi bromida primer dan akan menjalani reaksi E2 dan menghasilkan produk berupa alkena.
Dimana senyawa alkil bromida diatas itu dapat dibuat dari alkohol dengan katalis berupa PBr­­3.
Alkohol yang terlibat dalam pembuatan alkil bromida diatas dapat dibuat dari senyawa aldehid dengan bantuan NABH4
Lalu yang terakhir adalah
Proses lengkapnya adalah sebagai berikut
Permasalahan
1.      Apakah penggunaan PBr3 sebagai katalis pada tahap retrosintesis senyawa terpinolene di step ketiga dapat digantikan dengan katalis lain?

2. Pada gambar diatas terlihat ada dua struktur terpenoid dengan jenis yang berbeda tetapi struktur yang hampir mirip. Dimana perbedaan tersebut berada pada ikatan rangkap yang ada pada cabang cinicn C-2. Apakah jika senyawa limonene ini diretrosintesis akan mengalami tahap diskoneksi yang sama seperti terpinolene yaitu di cincin C-2?
3.      Mengapa tahapan diskoneksi pada analisis retrosintesis ini harus terjadi pada cabang cincin C-2 seperti gambar tersebut? Mohon dijelaskan


5 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Saya emy yulia nim A1C117064 akan menjawab no 3. Menurut saya mengapa di diskoneksi dibagian itu terdapat Ikatan lemah terdapat di bagian molekul yang kekurang elektron dan kelebihan elektron sehingga mudah dilakukan pemutusan.
    Terimakasih

    BalasHapus
  4. 2. Jika dilihat dari strukturnya, menurut saya posisi yang didiskoneksi sama, karena memang pada posisi cincin C2 lebih reaktif dan mudah terputus karena ikatannya lemah

    BalasHapus
  5. Saya Siti May Saroh dengan NIM A1C117048 akan mencoba menjawab soal nomor 1. menurut saya tidak bisa, karena jika menggunakan katalis lain dikhawatirkan menghasilkan senyawa yang tidak sesuai keinginan awal kita. karena pemilihan katalis juga harus diperhatikan. semoga membantu

    BalasHapus

UAS KIMIA ORGANIK III

2. Struktur morfin 3. terpinolene