Pada
pembahasan sebelumnya kita telah membahas terkait prinsip-prinsip dasar yang
harus dimiliki dalam melakukan sintesis senyawa organik. Prinsip-prinsip dasar
tersebut antara lain seperti mempunyai pengetahuan tentang sintesis yang baik
dan benar, mempunyai kreativitas, sentuhan artistik, ketekunan, energi atau
stamina, memiliki kemampuan dalam bereksperimen, dan yang terpenting adalah
memiliki keberanian.
Pada
pembahasan kali ini kita akan lebih membahas tentang sintesis dengan analisis
recrosynthetic. Analisis retrosintetik ini dapat dikatakan sebagai salah satu
teknik yang digunakan dalam memecahkan sutau masalah dalam hal saat kita akan
melakukan suatu sintesis senyawa organik. Dimana analisis ini menggunakan suatu
prinsip dimana mengubaha molekul target yang awalnya kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan menggunakan reagen tertentu. Tujuannya adalah untuk
menyederhanakan suatu struktur senyawa tertentu. Dimana ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam melakukan retrosintesis ini, diantaranya adalah
sebagai berikut
1.
Mengenal
gugus-gugus fungsional molekul yang akan di ritrosintesis
2.
Melibatkan
proses pemutusan ikatan (diskoneksi) yang nantinya akan menghasilkan dua atau
lebih senyawa
3.
Memperhatikan
reagen yang akan digunakan dalam proses retrosintesis
4.
Menentukan
sinton yang akan digunakan dalam proses retrosintesis
Dalam
proses retrosintesin analisis ini terdapat beberapa istilah seperti diskoneksi
dan sinton. Diskoneksi dapat diartikan sebagai suatu proses pemotongan ikatan
yang ada pada senyawa yang akan disintesis sehingga didapatkan produk akhir
sintesis yang diinginkan. Didalam diskoneksi ini juga terdapat analisis
mengenai gugus fungsional yang ada pada senyawa yang akan disintesis. Nantinya
akan ada sinton yang digunakan untuk lebih memudahkan dalam menentukan reagen
apa yang sesuai dalam mensintesis senyawa tersebut.
Pada
pembahasan kali ini saya akan membahas tentang sintesis dari salah satu jenis
senyawa bahan alam jenis terpenoid yaitu terpinolene. Terpenolene merupakan
senyawa terpenoid yang memiliki rumus umum C10H16. Terpinolene
ini merupakan terpenoid jenis monoterpen yang terdiri dari 2 unit isopren. Molekul
terpinolene mengandung total 26 ikatan. Ada 10 ikatan non-H, 2 ikatan rangkap, dan
1 cincin beranggota enam.
Gambar
struktur 2D dan 3D terpinolene
Golongan
monoterpen ini termasuk pula terpinolene ini banyak mengandung minyak atsiri
yang memiliki bau yang khas sehingga banyak dimanfaatkan. Senyawa terpinolene
ini dapat digunakan seperti dibidang farmasi sebagai aromaterapi, antimikroba,
antioksidan, bahkan pengusir serangga. Manfaat yang umum diberikan oleh senyawa
terpinolene ini adalah dalam hal pengusir serangga. Terpinolene ini juga
digunakan sebagai bahan tambahan makanan (zat adiktifi) karena aromanya yang
seperti jeruk nipis. Senyawa terpinolene ini juga turut serta dalam pemberian
rasa pada wortel sehingga rasa wortel tidak hanya terasa manis.
Gambar
tanaman wortel
Senyawa
terpinolene ini dapat mengalami retrosintesis analisis yaitu sebagai berikut
Langkah pertama,
kita kenali terlebih dahulu molekul yang akan mengalami
retrosintesis analisis ini. Molekul ini dapat mengalami pembelahan menjadi dua
sinton yang dikenal dengan proses diskoneksi seperti pada gambar berikut
Sinton B
merupakan senyawa 2 metilpropena yang merupakan bahan dasar awal. Lalu untuk
menghasilkan sinton A yang merupakan 1-methyl-4-methylidene-cyclohexene
diperlukan serangkaian reaksi. Dimana serangkaian reaksi itu termasuk juga
kedalamnya reaksi E2 yang akan mengubah haloalkana menjadi alkena. Dalam reaksi
ini, diperlukan prekursor berupa kelompok metilidena yang nantinya akan berubah
menjadi bromida primer dan akan menjalani reaksi E2 dan menghasilkan produk
berupa alkena.
Dimana senyawa
alkil bromida diatas itu dapat dibuat dari alkohol dengan katalis berupa PBr3.
Alkohol yang
terlibat dalam pembuatan alkil bromida diatas dapat dibuat dari senyawa aldehid
dengan bantuan NABH4
Lalu yang
terakhir adalah
Proses
lengkapnya adalah sebagai berikut
Permasalahan
1.
Apakah
penggunaan PBr3 sebagai katalis pada tahap retrosintesis senyawa terpinolene di step
ketiga dapat digantikan dengan katalis lain?
2. Pada
gambar diatas terlihat ada dua struktur terpenoid dengan jenis yang berbeda
tetapi struktur yang hampir mirip. Dimana perbedaan tersebut berada pada ikatan
rangkap yang ada pada cabang cinicn C-2. Apakah jika senyawa limonene ini
diretrosintesis akan mengalami tahap diskoneksi yang sama seperti terpinolene
yaitu di cincin C-2?
3.
Mengapa
tahapan diskoneksi pada analisis retrosintesis ini harus terjadi pada cabang
cincin C-2 seperti gambar tersebut? Mohon dijelaskan
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSaya emy yulia nim A1C117064 akan menjawab no 3. Menurut saya mengapa di diskoneksi dibagian itu terdapat Ikatan lemah terdapat di bagian molekul yang kekurang elektron dan kelebihan elektron sehingga mudah dilakukan pemutusan.
BalasHapusTerimakasih
2. Jika dilihat dari strukturnya, menurut saya posisi yang didiskoneksi sama, karena memang pada posisi cincin C2 lebih reaktif dan mudah terputus karena ikatannya lemah
BalasHapusSaya Siti May Saroh dengan NIM A1C117048 akan mencoba menjawab soal nomor 1. menurut saya tidak bisa, karena jika menggunakan katalis lain dikhawatirkan menghasilkan senyawa yang tidak sesuai keinginan awal kita. karena pemilihan katalis juga harus diperhatikan. semoga membantu
BalasHapus