Pada
pembahasan kali ini kita akan membahas tentang bagaimana prinsip-prinsip dalam
sintesis senyawa organik. Sintesis senyawa organik sendiri dapat diartikan
sebagai mengubah senyawa organik yang sederhana melalui beberapa tahap reaksi
yang akan menciptakan suatu senyawa organik yang lebih kompleks. Dimana senyawa
oragnik sederhana yang disintesis ini dapat dikatakan sebagai produk alami. Nah
produk alaminya ini dapat berupa seperti kolesterol (1.1), limonene (1.2),
kafein (1.3), dan morfin (1.4).
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi dalam melakukan suatu
tahapan sintesis senyawa organik ini:
1.
Harus
melakukan penyusunan terhadap kerangka atom karbon yang akan disintesis
2.
Harus
memperkenalkan atau mengenal sifat-sifat dari gugus fungsional yang ada pada
senyawa yang akan disintesis. Hal ini dikarenakan gugus fungsional merupakan
suatu ciri utama yang mempengaruhi sifat dari suatu senyawa.
3.
Jika
terdapat pusat stereogenik (kiral) muncul maka pusat stereogenik yang timbul
tersebut harus dihilangkan dengan cara yang tepat.
Dari ketiga penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam
sintesis senyawa organik ini harus mengetahui bagaimana ikatan karbon-karbon
yang ada pada senyawa tersebut dan yang paling penting adalah gugus fungsi yang
ada pada senyawa tersebut.
Semakin berkembangnya zaman, semakin berkembang pula sintesis
senyawa organik ini. Pendekatan yang paling sering digunakan dalam sintesis
organik ini adalah pendekatan diskoneksi. Pendekatan diskoneksi sendiri dapat
diartikan sebagai suatu metode yang mempermudah dalam melakukan sintesis
senyawa organik. Diskoneksi dapat diartikan sebagai suatu proses pemotongan
ikatan yang ada pada senyawa yang akan disintesis sehingga didapatkan produk
akhir sintesis yang diinginkan. Didalam diskoneksi ini juga terdapat analisis
mengenai gugus fungsional yang ada pada senyawa yang akan disintesis. Nantinya akan
ada sinton yang digunakan untuk lebih memudahkan dalam menentukan reagen apa
yang sesuai dalam mensintesis senyawa tersebut.
Gambar mekanisme proses diskoneksi
Reaksi di atas
adalah sintesis senyawa 1,5-difenil-1-pentanol. Nah dalam prosesnya harus
dilakukan tahap analisis nya terlebih dahulu, nantinya ditahap analisis ini
akan terjadi proses pemutusan ikatan. Proses pemutusan ikatan inilah yang
disebut dengan diskoneksi ikatan. Diskoneksi ikatan ini ditandai dengan garis
bergelombang yang melewati ikatan yang nantinya akan mengalami pemutusan. Dari tahap
analisis tadi akan terlihat bahwa senyawa 1,5-difenil-1-pentanol dapat
disintesis melalu reaksi sintesis sebagai berikut:
Gambar
sintesis senyawa 1,5-difenil-1-pentanol
Dimana struktur
MT (1) atau 1,5-difenil-1-pentanol adalah sebagai berikut
Gambar
senyawa 1,5-difenil-1-pentanol
Sintesis
senyawa kurkumin
Gambar
senyawa kurkumin
Senyawa kurkumin
adalah senyawa yang dapat dihasilkan dari suati reaksi dehidrasi senyawa
hidroksikarbonil. Sehingga tahap awal adalah melalukan analisis gugus
fungsional terlebih dahulu lalu dilanjutkan dengan diskoneksi ikatan.
Dari reaksi
diatas, terlihat bahwa kurkumin ini berasal dari bahan yaitu vanilin dan
asetilaseton. Nah dari sini dapat dilihat proses sintesisnya sebagai berikut
Untuk memperoleh
kurkumin yang berbeda dapat dilakukan dengam cara memodifikasi bahan dasar yang
digunakan, seperti pada gambar berikut
Modifikasi ini
akan tetap menghasilkan senyawa kurkumin yang seanalog, hanya saja fungsi dan
aktivitasnya pasti berbeda. Dalam memodifikasi perlu diperhatikan kereaktivitas
bahas dasar yang dimodifikasi tersebut, lalu apa pengaruh terhadap produk yang
dihasilkan. Hal-hal itu termasuk juga ke pelarut yang digunakan, katalis yang
digunakan, dan konsentrasinya.
Ada empat macam
reaksi subsitusi elektrofilik terhadap senyawa aromatik yang dimaksudkan agar
dapat lebih memahami semua tahapan dalam sintesis.
1.
Reaksi
halogenasi
Ciri-ciri
reaksi ini adalah adanya brominasi benzena, dimana katalis yang umum digunakan
adalah FeBr3.
2.
Reaksi
nitrasi
Seperti ketika
suatu benzena direaksikan dengan larutan asam nitrat pekat dan asam sulfat yang
nantinya akan menghasilkan produk akhir berupa nitrobenzena.
3.
Reaksi
sulfonasi
Seperti ketika
benzena direaksikan dengan larutan asam sulfat pekat yang dilakukan pada suhu
kamar yang nantinya akan menghasilkan benzenesulfonic.
4.
Alkilasi
Friedel Crafts
Yang dimaksud
dengan reaksi yang keempat ini seperti proses substitusi atau pergantian
terhadap gugus alkil dengan atom hidrogen dalam cincin.
Dalam penentuan
dimana harus melakukan diskoneksi pada tahap sintesis, harus memahami keempat
reaksi yang telah dijelaskan diatas. Sehingga tahap sintesis selanjutnya akan
diperoleh reaksi dan hasil yang sesuai.
Permasalahan
1.
Mengapa
sebelum disintesis harus dilakukan diskoneksi ikatan terlebih dahulu?
2.
Pada
uraian diatas dikatakan bahwa sinton dapat mempermudah dalam menentukan reagen
yang sesuai dalam proses sintesis senyawa organik. Bagaimana hal itu dapat
terjadi? Mohon dijelaskan!
3. Bagaimana
sintesis senyawa organik ini dapat memberikan manfaat terhadap makhluk hidup dalam
kehidupan sehari-hari?
Saya M.Raidil
BalasHapusNim A1C117006
Akan coba menjawab permasalahan yang ketiga, menurut saya sintesis senyawa organik ini dapat memberikan manfaat pada makhluk hidup dari hasil suatu sintesis itu sendiri misalnya obat-obatan dan sebagainya. Terimakasih semoga membantu:)
(A1C117074)
BalasHapus1. Diskoneksi ikatan harus dilakukan agar diperoleh senyawa yang lebih sederhana sehingga kita dapat melakukan sintesis dengan suatu reaksi. Dengan senyawa sederhana ini kita dapat mereaksikannya dengan cara reaksi yang sesuai dengan senyawa sederhana tersebut. dengan inilah proses sintesis dilakukan.
2.)Karena Sinton merupakan fragmen idealis yang biasanya berupa kation/anion yang dihasilkan dari diskoneksi. Sinton ini merupakan senyawa antara yang sesuai dengan reaksi sehingga dapat membantu untuk menentukan reagen-reagen yang sesuai untuk digunakan .
BalasHapus