Senyawa
organik bahan alam terdiri dari berbagai macam. Diantaranya seperti terpenoid,
steroid, flavonoid, dan alkaloid. Setiap senyawa ini memiliki berbagai mragam
jenis yang tidak hanya terdiri atas satu atau dua jenis. Setiap jenis senyawa
ini memiliki turunannya masing-masing yang memiliki kegunaan yang berbeda
antara struktur utama dan turunannya. Dikarenakan terlalu banyaknya jenis
senyawa yang termasuk ke dalam senyawa bahan alam, maka disini saya hanya akan
membahas salah satunya saja.
Alkaloid
Senyawa alkaloid ini terdiri dari
berbagai macam, yang salah satunya adalah morfin.
Morfin merupakan
salah satu obat pereda nyeri yang sangat kuat dan kerjanya langsung ke sistem
saraf pusat yang digunakan untuk meredakan bahkan menghilangkan rasa sakit. Sifat
analgetik yang diberikan oleh morfin ini berkaitan langsung dengan strukturnya.
Gambar struktur
morfin
pada
pembahasan sebelumnya kita telah membahas terkait dari hubungan antara struktur
yang ada pada morfin dan kaitannya dengan fungsi morfin yang sebagai analgetik.
nah pada pembahasan kali ini kita akan membahas terkait turunan morfin. Dimana
turunan morfin ini terjadi jika salahsatu atau beberapa gugus diganti atau
dihilangkan dan akan membentuk senyawa baru yang memiliki kegunaan yang
berbeda.
Morfin ini merupakan salahsatu senyawa yang memiliki beberapa turunan, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Berikut
penjelasan keterkaitan antara struktur morfin dan pengaruhnya terhadap manfaat.
1.
Gugus
hidroksil fenol
Apabila gugus
hidroksi fenol pata morfin ini mengalami proses metilasi maka akan membuat
sifat atau aktivitas analgesiknya turun drastis.
2.
Gugus
hidroksi alkohol
Penghilangan
gugus hidroksi alkohol ini tidak akan membuat aktivitas analgesiknya mengalami
penurunan bahkan seringkali dapat memberikan efek yang berlawanan.
3.
Ikatan
rangkap C7 dan C8
Apabila ikatan
rangkap C7 dan C8 ini mengalami proses hidrogenasi, makan akan membuat efek
analgesik yang sama dengan morfin atau bahkan bisa lebih tinggi.
4.
Cincin
aromatik
Cincin aromatik
yang dimiliki oleh morfin ini memiliki kegunaan yang sangat penting dalam
penentu sifat analgesik. Dimana jika suatu senyawa tidak mempunyai suatu cincin
aromatik makan tidak akan mempunyai sifat analgesik.Morfin ini merupakan salahsatu senyawa yang memiliki beberapa turunan, seperti yang dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Seperti
dilihat pada gambar diatas, ada beberapa turunan dari senyawa morfin ini. Jika dilihat
dan dibandingkan antara struktur awal morfin dan turunannya, terlihat bahwa
umumnya posisi penyerangan metil terdapat pada gugus hidroksi fenol atau
alkohol. Hal ini dikarenakan pada struktur itu, elektron-elektronnya
terdelokalisasi sehingga energi untuk melepaskannya lebih kecil dan membuatnya
mudah untuk diserang dan terlepas. Pada pembahasan
kali ini saya hanya akan membahas beberapa turunan dari morfin tersebut.
Kodein
Kodein ini merupakan senyawa turunan morfin yang didapat melalui
suatu proses yang disebut dengan proses metilasi. Pada proses metilasi ini terjadi suatu proses penambahan atau
pergantian gugus oleh gugus metil yang terjadi pada substrat yang akan
diturunkan.
Jika
dilihat dari struktur antara morfin dan kodein, terlihat bahwa terdapat
perbedaan. Pada morfin terdapat gugus hidroksi fenol, namun pada saat
strukturnya di kodein, gugus hidroksi fenol itu terjadi penambahan gugus oleh
gugus metil. Proses penambahan gugus metil inilah yang dinamakan dengan proses
metilasi. Hal inilah yang menyebabkan senyawa kodein ini memiliki aktivitas
analgesik yang rendah dibandingkan struktur utama morfin. Kodein merupakan
senyawa yang memiliki fungsi sebagai obat batuk.
Heroin
Heroin
ini merupakan salah satu senyawa yang termasuk ke dalam turunan morfin.
Jika
dilihat dari strukturnya, terlihat bahwa posisi gugus yang diserang adalah
gugus hidroksi fenol dan gugus hidroksi alkohol. Hal ini tentu berbeda dengan
kodein yang hanya posisi gugus hidroksi fenol yangmengalami metilasi. pada
heroin terjadi pengubahan konfigurasi pada C6 hal inilah yang mengakibatkan
heroin memiliki aktivitas analgesik yang lebih tinggi dibanndingkan dengan
morfin. Peningkatan aktivitas analgesik ini juga disebabkan karena terjadi
proses penyerangan pada gugus hidroksi alkohol sehingga gugus hidroksi alkohol
hilang. heroin ini biasanya ditemukan dalam rokok. Biasanya heroin ini juga
digunakan untuk menghilankan rasa nyeri pada sakit diare.
Asam N-Arilantranilat
Asam
N-Arilantranilat ini akan memberikan efek yang berbeda jika diubah kedudukan
atau gugus
fungsinya. Seperti yang
terjadi pada senyawa turunan Asam N-Arilantranilat ini
1.
Asam mefamanat
seperti kita tahu
bahwa jika R1 dan R2 pada struktur awal asam N-Arilantranilat diganti dengan
gugus metil (CH3) maka senyawa tersebut akan menjadi asam mefamanat. Dimana
asam mefamanat ini biasa digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang tidak
terlalu kuat seperti sakit gigi.
2.
Asam flufenamat
Jika gugus R2 pada struktur utam asam N-Arilantranilat
digantikan dengan CF3 maka akan membentuk senyawa asam flufenamat yang biasa
digunakan untuk mengatasi peradangan.
3.
Asam meklofenamat
jika gugus R2 dan R3
digantikan dengan gugus X (Cl) dan R2 dengan gugus metil (CH3) pada struktur
utam asam N-Arilantranilat maka akan membentuk senyawa asam meklofenamat yang
biasa digunakan untuk anti inflamasi.
Alkana
Sama seperti
senyawa organik lainnya, alkan juga memiliki beberapa turunan yang menjadi
senyawa yang berbeda dan memiliki sifat dan kegunaan yang berbeda pula jika
gugus fungsionalnya diganti. Senyawa yang termasuk kedalam turunan alkana ini
dapat berupa senyawa alkana yang salah satu atom hidrogennya diganti dengan
gugus fungsional lain. Adapun gugus fungsional yang dapat mengganti atom
hidrogen itu adalah sebagai berikut
Adapun turunan
alkana dengan gugus fungsi yang berbeda adalah sebagi berikut
1.
Gugus
OH pada alkohol
Seperti kita
tahu bahwa, struktur awal akana itu tidak memiliki gugus fungsi OH. Apabila
salahsatu atom hidrogen pada gugus alkana itu digantikan oleh gugus OH maka
alkana itu akan berubah menjadi senyawa turunannya yaitu alkohol. Dimana gugus
OH yang ada pada alkohol ini yang membuatnya memilik sifat yang mudah menguap
berbeda dengan alkana yang tidak memiliki gugus OH. Sifat mudah menguap yang
diberikan oleh gugus OH inilah yang membuat alkohol sering dgunakan dalam
industri parfum.
2.
Gugus
CHO pada aldehid
Aldehid juaga
salahsatu turunan dari alkana yang memiliki gugus fungsi yang berbeda yaitu
CHO. Gugus CHO ini apabila menggantikan atom hidrogen pada aldehid maka akan
membuatnya menjadi senyawa aldehid. Nah salahsatu senyawa aldehid ini seperti
formalin. Gugus CHO pada formalin ini membuat formalin memiliki sifat yaitu
bisa bereaksi dengan protein sehingga banyak digunakan sebagai pengawet
makanan.
Permasalahan
1.
Morfin
merupakan senyawa yang memiliki sifat analgetik yang kuat. Namun pada turunan
morfin yaitu kodein, sifat analgetik ini tidak sekuat morfin. Mengapa hal itu
dapat terjadi dan bagaimana keterkaitannya dengan struktur morfin atau kodein?
2.
Sama
halnya kodein, heroin merupakan senyawa turunan morfin yang memiliki sifat
analgesik yang kuat dibandingkan dengan morfin. Lantas mohon Anda jelaskan
bagaimana hal itu bisa terjadi?
3.
Bagaimana
suatu morfin dapat diturunkan menjadi beberapa turunan yang menghasilkan
kegunaan yang berbeda dari struktur utamanya? Mohon penjelasannya.
3. karena morfin ini bersifat analgesik dimana analgesik ini merupakan suatu senyawa yang dapat mengurangin rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran dan nanti didalam stuktur morfin ini akan dimodifikasi pada gugus hidroksil dan amin sehingga nanti akan menghasilkan obat kodein kemudian adanya cincin aromatik yang terdapat pada stuktur morfin membuat ia memiliki peranan yang sangat penting sehingga jika senyawa tidak memiliki cincin aromatik pasti nantinya tidak akan mengahasilkan aktivitas analgesik dan dapat mensubtitusikan pada cincin aromatik sehingga mengurangi aktivitas analgesik
BalasHapusno.2 memang dikataka dalam penurunan morfin dimana turunannya berupa kodein dan salah satunya juga heroin ini memiliki tingkat sifat analgesic yang tinggi itu karena struknya heroin lebih spesifik sehingga sifat analgesiknya lebih dominan setelah diturunkan tersebut.
BalasHapusHaii Yuli..
BalasHapussaya akan membantu menjawab permasalahan nomor 1, dilihat dar strukturnya morfin memiliki gugus fenol sedangkan kodein memiliki gugs tambahan yaitu gugus metil, akibat dari penambahan gugus inilah yang membuat kodein mempunyai aktivitas analgesik yang rendah dibandingkan dengan morfin.